Wednesday 3 May 2017

PERAN MAHASISWA DAN KAMPUS

PERAN MAHASISWA DAN KAMPUS :
Aktualisasi Peran DPM Sebagai Lembaga
Legislatif Mahasiswa

A. PENDAHULUAN
Perguruan tinggi adalah institusi akademis dalam sistem pendidikan tinggi. Kampus sebagai identitas peradaban (civilization). Kampus dilandasi dengan tri darma perguruan tinggi (pendidikan/Education, penelitian/research dan pengabdian/dedication). Tri darma sebuah konsep ideal dalam memahat generasi intelektual menjadi pribadi yang tangguh dan idealis yang siap menjadi generasi penerus bangsa. Mahasiwa adalah insan terpelajar, dia hidup dalam iklim keilmuan, oleh sebab itu, mahasiswa semestinya memposisikan diri sebagai insan akademis, independen, kritis, controlling, idealis, korektif, dinamis, produktif, protektif, dan visioner.
Mahasiswa juga sebagai simbol kultur capital dan berkepribadian mulia yang diaksentuasikan dalam sikap dan prilaku kesehariannya. Mahasiswa harus menjadi contoh moral untuk masyarakat dan insan yang patuh pada hukum. Dan tidak menjadi pribadi yang merusak tatanan hukum dan norma-norma yang berlaku di dalam masyarakat dan negara.

1. Peran Mahasiswa
Mahasiswa mempunyai peran strategis dan akademis dalam merespon perubahan,  mempertahankan nilai-nilai luhur, menciptakan kehidupan yang damai dan bermoral. Disamping itu, mahasiswa sebagai akselarator pembangunan bangsa dan negara. Dan memiliki cita-cita mulia untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera. Adapun peran mahasiwa adalah;
a. Creator of change : Mahasiswa harus menjadi creator perubahan, tidak statis dalam berfikir dan lemah (weak) merespon situasi, akan tetap harus dinamis dalam berfikir dan berkreasi. Sebab, mahasiswa sebagai konseptor dan memiliki sense of crisis,  pemahat sekaligus katalisator perubahan. Tentu perubahan kepada yang lebih baik. Mahasiswa harus merubah paradigma berfikir dan terus berfikir untuk kemajuan bangsa dan negara.
b. Agent of change : Mahasiswa sebagai tokoh perubahan dan pengusung perubahan, sebab kehidupan ditandai dengan perubahan. Oleh karena itu mahasiswa harus menempatkan dirinya sebagai agent of change (agen perubahan). Ide – ide dan paradigma kostruktif dan progressif harus menjadi perhatian serius mahasiswa. Tugas mulia ini, tentu harus dimplimentasikan dalam kehidupan nyata. Mahasiswa milik masyarakat, karenanya berjuang untuk kebenaran dan kebaikan masyarakat adalah kebaikan.
c. Social control  : Peran sebagai controlling harus dilakukan dengan objektif,  realistis dan tidak subjektif. Mahasiswa harus menolak bentuk political order (pesan-pesan politik). Mahasiswa harus memiliki political will atas krisis politik yang terjadi. Problematika sosial dan ketimpangan birokrasi dan politik sering terjadi. Problematiaka ini muncul disebabkan kurangnya pengetahuan dan krisis prilaku mulia dari pembuat ketimpangan dan kesalahan. Oleh karena itu, peran mahasiswa sebagai social control harus dilakukan dan di intensifkan.
d. Iron Stock  : Mahasiswa juga sebagai iron stock dalam hakikat dan eksistensinya. Mahasiswa sebagai insan akademis, tentu kekuatan idealisme yang dimiliki akan membuat dirinya tangguh, baik fisik maupun intelektualnya. Sebab, mahasiswa adalah generasi penerus bangsa dan akan memimpin negeri ini dalam berbagai sektor, baik dalam politik, pendidikan, birokrasi, budaya, ekonomi dan lain-lain. Oleh karena itu, mahasiswa juga harus memiliki soft skill yang bagus, seperti; kemampuan leadership dan kemampuan solving terhadap permasalahan, dan sebagainya.
e. Moral force : Mahasiswa sebagai kekuatan moral dan pengusung moral. Mahasiswa tidak hanya cerdas secara kognitif, akan tetapi harus berkepribadian mulia (bermoral) dan menjadi uswatun hasanah bagi masyarakat luas. Pintar saja tidak cukup, akan tetapi harus dibarengi dengan moral yang baik. Integrasi keduanya akan menjadi pribadi yang paripurna.

2. Peran Institusi DPM (Dewan Perwakilan Mahasiswa)
DPM merupakan institusi representasi masyarakat akademis yakni mahasiswa. Mahasiswa mengorganisir dirinya dalam bentuk kelembagaan legislatif. Substansinya adalah wadah untuk mengaktualkan dirinya dalam pengawasan atau check and balance terhadap kerja-kerja eksekutif (Pemerintahan mahasiswa). Dilihat dari hakikat dan makna sejati DPM, maka sudah menjadi tugas dan tanggung DPM untuk mendengar, mencatat, mengklasifikasi, menilai dan memperjuangkan aspirasi mahasiswa di kampus tersebut. DPM dalam kapasitasnya berperan sebagai bridge antara aspirasi mahasiswa di satu sisi, dan pada sisi lain kampus sebagai pihak pembuat kebijakan (Biro Rektorat).
Komunikasi dialogis dan sharing opinion dipandang efektif dalam menterjemahkan pesan-pesan aspirasi mahasiswa kepada para pengambil kebijakan. Tidak selalu metode presure itu efektif dalam mengkomunikasikan gagasan dan aspirasi. Justeru model dialogis, diskusi, dan sharing opinion dipandang lebih ideal dan kredibel.
DPM dalam bentuk organisasi dan eksistensinya mengambil sistem trias politica yakni adanya lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Model ini diadopsi oleh insan kampus untuk belajar sistem tata negara. Meskipun dalam perjalanan sejarahnya, model ini diterapkan pasca reformasi. Sehingga organisasi mahasiswa menjadi miniatur sistem ketatanegaraan. Walaupun lembaga yudikatif tidak ada dibentuk di kampus saat ini, tetapi tidak menutup kemungkinan perlu dibentuk. Manfaatnya untuk menilai kepemimpinan dan prilaku organisasi, yang kemudian diberikan sanksi, baik sifatnya administratif maupun bersifat moral. Namun, semua ini adalah bentuk pembelajaran berorganisasi bagi mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa.


3. Peran Kampus Sebagai Institusi Pendidikan
Kampus atau almamater sebagai pihak penyelenggara pendidikan. Tentu, harus melihat organisasi mahasiswa dan aspirasinya bagian dari proses pembelajaran dan pengembangan intelektual. Kampus harus memposisikan dirinya sebagai motivator, mediator, fasilitator, inspirator, dan komunikator terhadap mahasiswanya. Kampus harus senantiasa membimbing dan mengarahkan agar kehidupan akademik tetap berjalan dan menjamin tri darma berjalan sesuai dengan visi dan misi perguruan tinggi. Disamping itu, kampus harus peka terhadap problematika mahasiswa dan responsif serta mencari alternatif solusi untuk kebaikan mahasiswa. Kampus akan dipandang sukses, manakala mahasiswanya aktif dan produktif dalam  aktifitas intelektualnya.
Kampus berperan dalam mewujudkan aspirasi mahasiswa, sebab kampus yang memiliki otorisasi dalam mewujudkannya. Aspirasi mahasiswa yang harus diperhatikan kampus yakni; (1) Terlaksananya pendidikan dengan baik, (2) Menjamin terciptanya mimbar akademik dan kebebasan akademik, (3) Kelangsungan organisasi mahasiswa, (4) Penghargaan atas prestasi mahasiswa (5) Memberikan pelayanan prima, (6) Penganggaran kegiatan mahasiswa, (7)  Menyediakan beasiswa (8) Memperkuat keadilan, (9) Menjamin tidak ada diskriminasi, (10) Peningkatan kualitas mahasiswa, (11) Mengikutsertakan mahasiswa dalam riset dosen, dan lain-lain.
Ini semua merupakan peran kampus dalam mengakomodasi aspirasi mahasiswa. Sebab, mahasiswa adalah anak kandung akademik yang senantiasa harus dibimbing dan dibina agar mahasiswa menjadi pribadi yang tumbuh dan berkembang sempurna, sesuai dengan cita-cita kampus itu sendiri. Tanpa mahasiswa, tidak akan ada proses pembelajaran, begitu juga sebaliknya. Jika mahasiswa ada, tetapi kampusnya tidak aktif. Jadi mahasiswa dan kampus merupakan sebuah sistem simbiosis. Sistem yang selalu berkorelasi dan menyempurnakan.



B. PENUTUP
DPM dan kampus harus membangun sinergisitas dalam mengakomodasi kepentingan mahasiswa. DPM terbentuk atas ide dan keinginan mahasiswa, maka DPM sudah sepantasnya menjadi komunikator dan bridge untuk merealisasikan segenap aspirasi mahasiswa. Disamping itu, DPM tidak hanya fokus pada persoalan- persoalan internal saja, akan tetapi persoalan eksternal diluar kampus juga harus menjadi perhatian serius. Kehadiran DPM di ruang publik sangat dinantikan eksistensi dan kepeduliannya. DPM harus menjadi pencerah sekaligus pembimbing masyarakat. Mahasiswa harus berada ditengah masyarakat untuk melakukan pengabdian seperti yang digariskan dalam tri darma perguruan tinggi.

No comments:

Post a Comment